Kata dia…
“Aku lihat, engkau meliuk lentuk…lemah
lalu menyembah bumi, rabak merata. Aduh
kasihan sekali.
Aku kutip, aku peluk kejap-kejap biar hilang segala
ketakutan.
Luka yang merabak aku rawat dengan kasih juga sayang, sangat
sayang!
Dengan emosi terlalu sayang, aku pegang erat dan kemas.
Tidak sekali aku lepas pandang, apatah lagi tinggal tanpa
pesan.
Waktu yang bergulir, mencambahkan jalinan kasih.
Lalu hati kita bersatu dalam diam, padat dan padu.
Kita berkejaran bersama, terbang bersama angin kasih nan
suci.
Tika malam berlabuh, pandangan kita bertautan.
Menghantar rindu dendam tiada taranya.
Lena kita penuh angan semolek bulan dipagari bintang.
Kita…bergandingan menuju puncak kasih
Ironisnya, engkau direntap sekelip mata
Jiwaku goyah, semangatku gugur
Engkau dibawa terbang dan aku tersudut di sini…”
No comments:
Post a Comment